Aksi Merah: 38x39
Ini adalah cerita tentang kami yang menyayangi mereka seperti
adik kami.
Kami pernah berpikir; apakah kami bisa mendidik mereka?
Menjadi (minimal) seperti kami dengan kemampuan yang lebih baik lagi dari kami.
Apakah kami mampu? Apakah mereka mampu?
Sudah kami kerahkan semuanya; hati, pikiran, fisik, waktu.
Sekali lagi kami bertanya; apakah kami mampu? Apakah mereka mampu?
Kami belajar, meluangkan waktu, merevisi, membimbing. Apakah
mereka sadar? Tak apa bila mereka tak sadar. Kami sudah berusaha membersamai
mereka.
Apakah dengan teka-teki di bawah ini kalian bisa mengingat kembali masa-masa kejayaan kita?
- Copernicus sudah menanti di tempat kali pertama bersua. Segeralah berlayar dan rapatkan kapalmu untuk menghadap Sang Pencetus Bumi Bulat!
- Di sini, awal dari pelatihan kalian untuk berprogres. Pengalaman yang kalian anggap menyusahkan akan membantu kalian dalam menghadapi dunia di luar sana. Di dalam lindungan makhluk yang menyerap unsur penting dalam kehidupan kita, Ia akan menerangi jalanmu menuju tujuan selanjutnya
- Kontrak pertama berawal dari tempat ini. Salah satu petunjuk yang disembunyikan oleh dua rekan ada di dalam kotak berpintu. Temukanlah maka kau akan segera temukan ke harta yang berharga!
- Mencari udara dan suasana baru. Kita berhimpun di dalam bidang tak bersudut di bawah naungan kesegaran. Aku bergantung pada sumber kehidupan.
- Isyarat selanjutnya ada pada bangun ruang berisi gudang ilmu yang tertanam dalam campuran semen dan bata, itu kali terakhir dua rekan menyaksikan anak-anak yang bercanda dan bergembira karena bermain tepung.
"Menulis adalah bekerja untuk keabadian" - Pramoedya A. Toer
Comments
Post a Comment